Jurnalisme dalam Masyarakat Beragam

01:42



Oleh : Elma A

        Isu-isu kemanusiaan dan berbagai macam kontroversi dalam masyarakat, memang 

lebih banyak menarik perhatian pembaca dan penonton, apalagi dengan kondisi Negara 

Indonesia yang mempunyai tingkat keberagaman masyarakatnya yang tinggi. 

Di awal tahun 2016 hingga artikel ini di tulis, isu-isu kemanusiaan khususnya 

pada isu LGBT  tengah menjadi sorotan besar media massa. Namun bukannya malah 

meredam stigma dan stereotipe buruk masyarakat, beberapa media baik televisi, cetak, 

online  malah melanggar kode etik mereka dengan melakukan hal yang sebaliknya. Ini 

terlihat dari Beberapa pemilihan diksi pada judul dan isi berita yang banyak sekali 

memojokkan kelompok tersebut. 


       Isu ini juga tak luput dari sorotan media televisi. Media televisi  berlomba-lomba 

mengadakan bincang-bincang dengan narasumber pakar mengenai isu LGBT ini. 

Indonesia Lawyers Club merupakan salah satu talk show di stasiun televisi swasta 

Indonesia yang mengangkat isu LGBT dengan judul ‘LGBT marak: apa sikap kita’ pada 

Selasa tanggal (16/2). yang seharusnya acara ini menjadi sebuah forum publik yang 

bermanfaat untuk kedua belah pihak , media hanya dapat menghadirkan bincang-bincang 

penuh kehebohan namun miskin dengan sikap kompromi terhadap sesama warga 

Indonesia yang  dikenal memiliki keberagaman dalam masyarakatnya. 


`  Hal-hal yang disebutkan di awal artikel ini, hanya sebagian kecil contoh 

bagaimana media menyampaikan berita mereka mengenai sebuah isu yang sensitive 

dalam masyarakat, dan beberapa media gagal dalam mengeksekusi berita mereka. Hal ini 

pun menimbulkan banyak stereotipe dalam masyarakat( sembilan elemen jurnalisme, 

2001,hal 252). maka dari itu banyak sekali kesalah pahaman yang terjadi hanya karena 

sebuah berita ynag berada di media. 


    Terkadang media massa lupa akan efek yang mereka timbulkan pada masyarakat. 

Media merupakan salah satu alat untuk menggiring opini dalam masyarakat. Dalam buku 

sembilan elemen jurnalisme Bill Kovach dan Tom Rosentiel (sembilan elemen 

jurnalisme,2001, hal 183) menuliskan pendapat dari Robert Berdahl mengenai 

gelombang sinisme yang ditimbulkan salah satunya dari pihak media massa dalam 

masyarakat. Menurut Robert Berdahl segala jenis sinisme yang merusak akan menggiring 

kita pada sikap apatis dan mengancam basis untuk lembaga demokratis.   

Independensi media memang hanya sebuah utopia yang sering kali di elu elukan 

oleh banyak media. Mereka berdalih bahwa media mereka independen dan berimbang, 

pada kenyataannya hal ini hanya menjadi dongeng-dongeng pengantar tidur saja. 


      Pers merupakan salah satu pilar dari sebuah negara yang menganut sistem 

demokrasi. Tentu saja berbgai macam buku semua menjelaskan hal itu, tapi dari situ kita 

seharusnya bertanya kembali, demokrasi untuk siapa?. Jika pada dasarnya Pers ada untuk 

seluruh rakyat, mengapa dalam kondisi Indonesia yang sangat beragam ini, beberapa 

media tak bisa menjaga profesionalitas mereka? seakan-akan loyalitas mereka hanya 

berlaku pada sekelompok masyarakat mayoritas saja. 


    Ketika jurnalisme hadir dalam masyarakat yang sangat beragam, seharusnya 

jurnalisme lebih berhati-hati dalam mengemas berita mereka. Apalagi kini juga muncul 

era banjir informasi dengan adanya media baru, media massa semakin dituntut untuk 

semakin teliti, dan bijaksana dalam menyampaikan berita. 


    Jurnalis-jurnalis harus kembali mengingat bahwa Komitmen kepada warga harus 

lebih besar ketimbang egoisme diri sendiri, walaupun hal ini sulit dan terlihat sangat 

mustahil. Maka dari itu jurnalis tidak boleh berhenti untuk belajar dan melihat dari 

berbagai sisi. Dan jangan lupa sebagai jurnalis Indonesia, kita mempunyai kode etik dan 

undang-undang pers yang pastinya harus kita jalankan untuk menghasilkan jurnalisme 

yang bermutu dan sesuai dengan kaidah jurnalisme. Disana sudah jelas tertulis bagaimana 

jurnalis seharusnya menjalankan tugasnya, Hal ini juga akan membantu kita menghadapi 

situasi Indonesia yang mempunyai masyarakat yang sangat beragam. 

Karena sekali lagi, Jurnalisme harus hadir untuk semua bagian dan lapisan 

masyarakat, dan bukan hanya hadir untuk sebagian masyarakat mayoritas saja.

You Might Also Like

0 comments